Rabu, 06 Juni 2012

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII1 SMP NEGERI 5 LAWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI BILANGAN PECAHAN MELALUI METODE RESITASI (PEMBERIAN TUGAS)


MENINGKATKAN HASIL  BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII1 SMP NEGERI 5 LAWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI BILANGAN PECAHAN MELALUI METODE RESITASI (PEMBERIAN TUGAS)









SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan
Pada Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

OLEH

AGUS LIMPU
A1C1 05 018




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah dipertahankan di hadapan panitian Ujian Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo.



                                                                                    Kendari,    Oktober 2011



Pembimbing I                                                              pembimbing II


Drs. Utu Rahim, M.Pd                                             Drs. La Ndia, M.Kes
Nip. 19560405 198703 1 002                                     Nip. 19621231 198810 1 001






Mengetahui
Ketua Jurusan P. MIPA


Drs. Aceng Haetami, M.Si
Nip.19671019 199203 1 002
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima oleh Panitia Ujian Skripsi pada Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo, sesuai surat keputusan Dekan FKIP Universitas Haluoleo,
Nomor                         : 1764/SK/H29.1/PP/2011
Hari/tanggal                : Senin, 18 Juli 2011
Panitia Ujian
Ketua/anggota             : Dr. Fahinu, M.Pd                              (………………………)
Sekretaris/anggota       : Drs. H. Muh. Kasim, M.Pd               (………………………)
Anggota                      : 1. Hafiludin Samparadja, S.Si, M.Si (………………………)
                                      2. Saleh, S.Pd, M.Pd                         (………………………)
                                      3. Drs. Utu Rahim, M.Pd                  (………………………)
                                      4. Drs. H. La Ndia, M.Kes               (………………………)
                                                                                               
Kendari,     Oktober 2011
                                                                                                                Disahkan Oleh:
                                                                                    Dekan FKIP Unhalu

                                                                                               
                                                                                               
                                                                                    Dr. H. Barlian, M.Pd
                                                                                    Nip. 19590927 198603 1 004


ABSTRAK
AGUS LIMPU, A1C1 05 018. Meningkatkan Hasil  Belajar Matematika Siswa Kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa Dalam Menyelesaikan Operasi Bilangan Pecahan Melalui Metode Resitasi (Pemberian Tugas).
      Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar matematika dapat ditingkatkan melalui metode resitasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode resitasi. Manfaat penelitian ini (1) Bagi guru: Dapat mengetahui tipe pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa sehingga konsep-konsep matematika yang diajarkan dapat dikuasai dengan baik. (2) Bagi siswa : Membantu siswa kelas VII1 SMP 5 Lawa dalam  meningkatkan hasil belajar belajarnya terhadap pembelajaran matematika melalui metode resitasi (pemberian tugas). (3) Bagi peneliti : Menjadi bahan masukan dalam memilih model pembelajaran yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
      Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui hasil belajar matematika sebelum diberikan tindakan terlebih dahulu diadakan tes awal. Tes awal ini digunakan sebagai acuan untuk melihat peningkatan hasil belajar setelah diberikan tindakan. Berdasarkan hasil tes tindakan siklus I diperoleh bahwa dari segi proses, pelaksanaan tindakan yang sesuai dengan scenario pembelajaran baru mencapai 74,19%, sedangkan pada siklus II proses pelaksanaan tindakan telah mencapai 93,54%. Dan dari segi hasil diperoleh bahwa penguasaan siswa secara klasikal terhadap materi pelajaran sebesar 53,33% atau sebanyak 16 siswa yang memperoleh nilai ≥60 dengan nilai rata-rata 58,9 sedangkan hasil tes tindakan siklus II diperoleh bahwa penguasaan siswa secara klasikal terhadap materi pelajaran sebesar 90% atau sebanyak 27 siswa yang memperoleh nilai ≥60 dengan nilai rata-rata dan 79,2.
      Dari hasil observasi, evaluasi dan refleksi pada setiap siklus tindakan, maka dapat disimpulkan bahwa melalui metode resitasi (pemberian tugas), hasil belajar matematika pada pokok bahasan operasi bilangan pecahan dapat ditingkatkan.









KATA PENGANTAR
Segala puji  dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayat yang diberikan kepada peneliti sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Peneliti menyadari bahwa seluruh rangkaian kegiatan penelitian mulai dari tahap penyusunan proposal hingga penyelesaian penyusunan skripsi ini senantiasa mendapat bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya  kepada Bapak Drs. Utu Rahim, M.Pd. selaku pembimbing I dan Bapak Drs. La Ndia, M.Kes. selaku pembimbing II atas segala waktu yang diluangkan untuk membimbing dan memberikan arahan-arahan kepada peneliti hingga selesainya laporan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga peneliti haturkan kepada berbagai pihak yang langsung maupun tidak langsung membantu peneliti terutama kepada:
1.      Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. selaku Rektor Universitas Haluoleo
2.      Bapak Drs. H. Barlian, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Haluoleo.
3.      Bapak Drs. Aceng Haetami, M. Si. selaku Ketua Jurusan pendidikan MIPA dan Drs. La Misu, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan MIPA.
4.      Bapak Drs. Utu Rahim, M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika.
5.      Dosen serta staf administrasi dalam lingkungan FKIP Universitas Haluoleo.
6.      Bapak Ahmad. L, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan seluruh dewan guru SMP Negeri 5 Lawa terkhusus Bapak La Nighoro, S.Pd selaku guru yang turut membantu dalam pelaksanaan  penelitian ini.
7.        Sahabat-sahabatku: Fredy S.Pd, Mustafa La Udji, S. Pd, Zulbakrin Harlip, S.Sos, Ahmad Munawar, Yeni Asnani, Andry  Syaputra, Wa Ode Bula, A.M.Keb, Asrawati, A.M.Keb, Suhastia, A.M.Kep, Arifin S.Pd, La Jiji S.Pd, Hadi S.Pd, Abdul Manaf S.Pd, Wa Hairani S.Pd, Citra dewi, Uliana Tala, S.Pd, Subhan Malik, S.Pd, Hadi Siharis, S.Pd, Kurnianto, La Dini, WD. Asni, S.Pd, Wa Ode Sri Kamba Wuna, A.M.Keb dan Delwi Tanggili, S.Pd.
8.        Saudari Nur Eslih, A.M.Keb yang telah memberikan motivasi, saran, dan doa sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
9.        Seluruh mahasiswa FKIP Unhalu dan khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo khususnya angkatan tahun 2005.
10.    Rekan-rekan Remaja Masjid Miftahul Huda, Lorong Mangkarey Kampus Baru.
11.    Bapak La Ente dan semua keluarga yang di Raha telah banyak membantu peneliti dalam penyusunan skripsi  ini.
            Terkhusus tulisan ini kupersembahkan sebagai tanda bukti kesyukuranku kepada Allah Azza Wajalla dalam menuntut ilmu dan ungkapan rasa sayangku yang tak terhingga kepada ayah dan bundaku tercinta La Limpu dan Wa Nia, yang telah memberikan inspirasi, semangat, motivasi dan do’anya yang begitu berarti dalam penyusunan skripsi ini.
            Semoga Allah SWT membalas budi baik dari semua pihak yang telah turut membantu peneliti dan semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Allahu akbar!


Kendari,   September 2011

Peneliti









DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL     ...........................................................................                   i
HALAMAN PERSETUJUAN   ..............................................................                  ii
ABSTRAK   ............................................................................................                  iii
KATA PENGANTAR   ..........................................................................                  iv
DAFTAR ISI   .........................................................................................                 vii
DAFTAR LAMPIRAN   .........................................................................               viii
BAB    I     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah  .................................................                   1
B.     Rumusan Masalah  ...........................................................                   4
C.     Tujuan Penelitian    ..........................................................                   5
D.    Manfaat Penelitian   .........................................................                   5
BAB II      TINJAUAN PUSTAKA
A.    Kajian Teori                                                                                          
1.   Proses Belajar Mengajar Matematika ……………….                  6
2.   Hasil Belajar Matematika ……………………………                  7
3.      Motode Resitasi (pemberian Tugas)  ..........................                  8
4.      Operasi Bilangan Pecahan …………………………..                12
B.     Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ................................                 16
C.     Kerangka Pemikiran  .......................................................                  16
D.    Hipotesis Tindakan ……………………………………..                 17
BAB   III   METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian .............................................................                     18
B.     Setting Penelitian ………………………………………..                18
C.     Faktor yang Diselidiki ......................................................                18
D.    Rencana Tindakan .............................................................               18
E.     Data dan Cara Pengumpulan Data ....................................               20
F.      Indikator Kinerja ...............................................................               21
G.    Desain Rencana Tindakan Kelas ………………………...               22               
BAB   IV   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian …………………………………………..               23
1. Kegiatan Pendahuluan....................................................               23
2. Tindakan Siklus I   .........................................................               24
3. Tindakan Siklus II ..........................................................               30
 B. Pembahasan ……………….………………………………               35
BAB    V   PENUTUP
A.    Kesimpulan .........................................................................              39
B.     Saran ...................................................................................              39
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….            40
LAMPIRAN



DAFTAR LAMPIRAN

No.                        Judul Lampiran                                                               Halaman
1.            Jadwal  Pelaksanaan  Penelitian  Tindakan  Kelas
pada Siswa Kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa...................................................... 41
2.      Rencana Perbaikan Pembelajaran....................................................................... 69
3.      Lembar Observasi Pembelajaran Tindakan Siklus I............................................ 79
4.      Lembar Observasi Pembelajaran Tindakan Siklus II ......................................... 85
5.      Rekapitulasi Ketuntasan Proses Pelaksanaan Skenario
   Pembelajaran Oleh Guru Pada Setiap Tindakan Siklus................................ 91
7.            Daftar Nilai Siswa Kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa
Melalui Metode Resitasi (Pemberian Tugas) ..................................................... 92
8.      Daftar Skor Pelaksanaan Tes Untuk Siklus I Dan Siklus II
Siswa Kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa Melalui
Metode Resitasi (Pemberian tugas)        ....................................………….       95
9.      Daftar Penentuan Skor Kelompok Dan Penghargaan…..............................      96
10.       Pengumuman Mingguan……………………………………………….......      97
12.    Refleksi Jurnal Diri ………………………………………………..............      99
13.    Lembar Kerja Siswa (LKS).......................................................................... .... 100
14.    Soal-Soal Evaluasi ........................................................................................... 110
15.    Lembar Jawaban LKS ..................................................................................... 114
16.     Lembar Jawaban Soal-Soal Evaluasi ……………………………….........      121
18.    Dokumentasi Penelitian.................................................................................... 129
19.    Surat Izin Penelitian dari FKIP Universitas Haluoleo...................................... 130
20.    Surat Izin Penelitian dari Badan Riset Daerah................................................. 131
21.    Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 5 Lawa.................................... 132


 
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas karena pendidikan dapat mengembangkan  kemampuan,  meningkatkan  mutu  kehidupan  dan  martabat manusia serta mewujudkan manusia yang terampil, potensial dan berkualitas dalam melaksanakan pembangunan demi terwujudnya tujuan pembangunan nasional.
Sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal perlu melakukan pembenahan dan pembaharuan terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan meliputi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, dan metode belajar mengajar. Aspek-aspek  yang  paling  dominan  adalah  guru dan  siswa. Oleh karena itu, guru sebagai sentral pengajaran harus mampu memahami hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar baik dalam tehnik pembelajaran, pemilihan metode mengajar yang tepat, strategi belajar-mengajar maupun manajemen kelas yang baik. Hal ini dipandang perlu dipahami oleh guru, karena guru memegang peranan yang sangat penting dalam mengaktifkan dan mengefisienkan proses belajar di sekolah yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa bukan hanya peran guru yang dibutuhkan tetapi siswa sendirilah yang dituntut peran aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu hal yang penting dimiliki oleh siswa dalam meningkatkan hasil  belajarnya adalah penguasaan bahan pelajaran. Siswa yang kurang mengusai bahan pelajaran akan mempunyai nilai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan siswa yang lebih mengusai bahan pelajaran. Untuk menguasai bahan pelajaran maka dituntut adanya aktifitas dari siswa yang bukan hanya sekedar mengingat, tetapi lebih dari itu yakni memahami, mengaplikasikan,dan mengevaluasi bahan pelajaran.
Penggunaan metode mengajar yang tepat, merupakan suatu alternatif mengatasi masalah rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran matematika, guna meningkatkan mutu pendidikan. Penerapan suatu metode mengajar harus ditinjau dari segi keefektifan, keefesienan dan kecocokannya dengan karakteristik materi pelajaran serta keadaan siswa yang meliputi kemampuan, kecepatan belajar, minat, waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonomi siswa sebagai obyek. Rostiyah menyatakan bahwa :"Setiap jenis metode pengajaran harus sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi untuk tujuan yang berbeda guru harus mengadakan teknik penyajian yang berbeda sekaligus untuk mencapai tujuan pengajarannya”. (Rostiyah, 1989: 2)
Salah satu metode yang diterapkan dalam melibatkan siswa secara aktif, guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar adalah menggunakan metode resitasi. Dalam metode resitasi diharapkan mampu memancing keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan harus dipertanggungjawabkan (Nana Sudjana, 1989: 82). Dalam keberhasilan proses belajar mengajar disamping tugas guru, maka siswa turut memegang peranan yang menentukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sebab bagaimapun baiknya penyajian materi pelajaran yang dilakukan guru, akan tetapi siswa tidak mempunyai perhatian dalam hal belajar maka apa yang diharapkan sukar tercapai.
Pembelajaran dengan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebagai contoh adalah pemberian tugas pada setiap akhir pelajaran dengan harapan aktifitas belajar siswa dapat ditingkatkan, sehingga hasil belajar siswa dapat pula meningkat. Menurut Harmawati (1993: 38) sebagai berikut :“Pemberian tugas pada setiap pertemuan mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian tugas setiap pertemuan menyebabkan siswa termotivasi dalam belajar, disamping itu siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar”.
Perlu disadari bahwa yang diharapkan oleh guru terhadap siswanya adalah bahan pelajaran yang diterima siswa dapat dikuasainya dengan baik seperti halnya bahan pelajaran matematika yang selalu dianggap sulit oleh siswa. Oleh karena itu , matematika yang sebagai salah satu bidang studi wajib bagi siswa di sekolah harus mendapat perhatian yang serius dalam pengajarannya. Salah satu yang penting untuk diperhatikan  adalah membantu dan mengantisipasi kesalahan-kesalahan siswa dalam menerima pelajaran termasuk bilangan pecahan.
Mengingat pentingnya bilangan pecahan pada siswa, maka peneliti mencoba memecahkan/menyelesaikan permasalahan dalam mengoperasikan bilangan pecahan yang pada dasarnya masih perlu perbaikan. Sesuai hasil wawancara pada tanggal 2 Agustus 2010 dengan guru bidang  studi matematika SMP Negeri 5 Lawa diperoleh keterangan bahwa siswa kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa mengalami permasalahan dalam belajar operasi bilangan pecahan karena belum menguasai konsep dasar bilangan pecahan. Ini berdasarkan pengalaman 2 tahun belakangan hasil belajar siswa rendah dalam belajar operasi bilangan pecahan.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti mencoba memberikan pendekatan metode resitasi dalam mengerjakan bilangan pecahan. Di samping metode resitasi ini dapat mengembangkan kemandirian siswa dan membina kebiasaan siswa untuk mempertanggungjawabkan hasil yang telah dipelajarinya. Menurut Slameto (1991:88) sebagai berikut :“Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ualangan harian, ulangan umum dan ujian”.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengadakan suatu penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa Dalam Menyelesaikan Operasi Bilangan Pecahan Melalui Metode Resitasi (Pemberian Tugas) ”.

B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah hasil belajar matematika siswa kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa  dapat ditingkatkan melalui metode resitasi (pemberian tugas)”.

C.    Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII1 SMP 5 Lawa melalui metode resitasi (pemberian tugas).

D.    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1.      Bagi guru
Dapat mengetahui tipe pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa sehingga konsep-konsep matematika yang diajarkan dapat dikuasai dengan baik.
2.      Bagi siswa
Membantu siswa kelas VII1 SMP 5 Lawa dalam  meningkatkan hasil belajar belajarnya terhadap pembelajaran matematika melalui metode resitasi (pemberian tugas).
3.      Bagi peneliti
Menjadi bahan masukan dalam memilih model pembelajaran yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran matematika di sekolah.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Proses Belajar Mengajar Matematika
            Belajar dan mengajar merupakan dua hal yang saling berkaitan dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar dan kedua kegiatan ini terjadi interaksi yang saling menunjang.
            Hamalik dalam Nuskiah (2007: 7) tentang pengertian masing-masing proses belajar dan mengajar yaitu belajar terjadi apabila terdapat perubahan perilaku yang relative tetap karena pengaruh pengalaman akibat interaksi dengan lingkungan. Sedangkan segala upaya sadar dan sistematis untuk mempengaruhi sistem lingkungan yang diperoleh dari pengalaman belajar itulah disebut dengan mengajar.
            Slameto dalam Nuskiah (2007: 7) mengemukakan bahwa belajar matematika adalah suatu bentuk belajar yang dilakukan secara kontinyu dan penuh kesadaran, perhatian dan terencana yang dalam pelaksanaannya membutuhkan proses yang aktif dari individu dalam memperoleh pengalaman maupun pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang ditandai dengan pemahaman konsep dasar matematika yang akan mengatur individu kearah berpikir secara matematika berdasarkan aturan yang logis. Sedangkan mengajar matematika adalah suatu kegiatan mengajar dengan tujuan agar mendapatkan pengetahuan tentang matematika yang diberikan oleh guru. Untuk itu harus terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa.
            Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya belajar matematika adalah suatu kegiatan psikologi yaitu mempelajari atau mengkaji berbagi hubungan antara obyek matematika dalam suatu struktur matematika yang berdasarkan pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus. Dengan kata lain belajar matematika adalah proses perubahan tingkah laku melalui bagaimana belajar matematika.
2.  Hasil Belajar Matematika
            Winkel dalam Angkowo (2007: 50) mengemukakan bahwa hasil belajar yang dihasilkan oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan/pengetahuan dalam bidang keterampilan, nilai dan sikap. Sebagai wujud dari adanya perubahan itu dapat dilihat dari hasil belajar yang dihasilkan oleh murid terhadap pertanyaan/persoalan tugas yang diberikan oleh guru.
            Dimyati dan Mudjiono dalam munawar (2009:1) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi  guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Masih dalam indra, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai bila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
            Hasil belajar matematika siswa merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri siswa setelah melakukan suatu proses belajar matematika. Berdasarkan penilaian yang dilaksanakan guru di sekolah, maka hasil belajar matematika siswa dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif) dan pernyataan verbal (kualitatif). Hasil belajar yang dituangkan dalam bentuk angka misalnya 10, 9, 8, dan seterusnya. Sedangkan hasil belajar yang dituangkan dalam bentuk pernyataan verbal misalnya baik sekali, baik, sedang, kurang, dan sebagainya (Djuwairiyah, 2007:16).
            Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipandang sebagai hasil usaha belajar siswa yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan/pengalaman, dalam bidang keterampilan, nilai dan sikap. Kaitannya dengan penilaian yang dilaksanakan guru, maka hasil belajar dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif) dan pernyataan verbal (kualitatif).
3. Metode  Resitasi (pemberian tugas)
Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan tertentu khususnya mata pelajaran matematika, guru harus mampu memiliki pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan kareteristik pokok bahasan agar tujuan pembelajaran tercapai secara baik. Bila guru tidak dapat memilih secara baik materi belajar yang sesuai dengan karateristik pokok bahasan, maka prestasi belajar yang diharapkan tidak mungkin akan tercapai secara optimal.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pengajaran. Mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru, dan belajar mengacu kepada apa yang dilakukan siswa. Kedua kegiatan tersebut menjadi terpadu manakala terjadi hubungan timbal balik (interaksi) antara guru dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung. Bentuk hubungan timbal balik tersebut yang disebut metode atau cara belajar mengajar, namun beberapa orang memberi batasan yang lebih luas khusus mengenai metode belajar mengajar (Suryobroto (1986:3) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana tekniknya suatu bahan pelajaran diberikan disekolah.   Imansjah Alipandie (1987:98) mengemukakan bahwa metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengajarkan satuan atau unit metari pelajaran dengan memusatkan pada keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan.
Metode mengajar harus berpedoman pada prinsip belajar aktif, sehingga dalam proses belajar mengajar perhatian utama harus ditujukan kepada siswa yang belajar. Proses mengajar harus mengembangkan cara belajar untuk mendapatkan, mengolah, menggunakan dan mengkombinasikan perolehannya.
Salah satu metode yang digunakan dalam matematika adalah metode resitasi. Imansjah Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul “Didaktik Metodik Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa metode resitasi adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.
Sedangkan Slameto (1990:115) mengemukakan metode resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah pemberian tugas kepada siswa di luar jadwal sekolah atau diluar jadwal pelajaran yang pada akhirnya dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan.
Metode resitasi merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes kepada siswanya untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Pemberian item tes ini biasanya dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar di kelas, pada akhir setiap pertemuan atau akhir pertemuan di kelas.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:198) beberapa tahapan-tahapan dalam menggunakan metode pemberian tugas atau resitasi, yaitu :
1.         Memberi tugas kepada siswa (fase pertama)
2.         Siswa melaksanakan tugas (fase kedua)
3.         Siswa mempertanggungjawabkan hasil tugas (fase ketiga)
Lebih lanjut dikemukakan pula bahwa agar metode ini efektif, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.         Hal-hal yang  harus diperhatikan dalam menggunakan metode pemberian tugas
1.         Tujuan yang hendak dicapai harus dijelaskan sejelas mungkin dan mempunyai sifat
·           Merangsang agar siswa berusaha lebih baik
·           Memupuk inisiatif dan bertanggungjawab
·           Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga pada minat siswa yang masih terluang
·           Meningkatkan hasil belajar dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
2.         Petunjuk-petunjuk kerja siswa harus jelas dan mudah dipahami
b.        Kelebihan pemakaian metode pemberian tugas
1.         Para siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif dan bertanggungjawab
2.         Pengetahuan yang diperoleh para pelajar dari hasil minat mereka lebih dirasakan kegunaannya untuk belajar mereka
3.         Metode ini mengembangkan kreatifitas siswa.
c.         Kelemahan dari metode pemberian tugas adalah :
1.         Guru tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
2.         Guru terlalu memberikan tugas yang monoton
3.         Pemberian tugas yang terlalu sering akan menimbulkan kelelahan karena tugas tersebut yang terlalu berat.
Dengan memperhatikan berbagai kelebihan dan kelemahan dari metode ini, maka seharusnya dalam pemberian tugas yang baik, guru hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1.        Tugas yang diberikan harus jelas
2.        Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas harus jelas
3.        Tugas yang diberikan terlebih dahulu harus dijelaskan atau diberikan petunjuk yang jelas agar siswa yang belum mampu memahami tugas itu dapat berupaya untuk menyelesaikannya
4.        Guru harus memberikan bimbingan utamanya pada siswa yang lambat atau kurang bergairah dalam menyelesaikan tugas
Jadi dari beberapa kelemahan dan kelebihan dari metode pemberian tugas (resitasi), maka metode pemberian tugas (resitasi) yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu berdasarkan langkah-langkah tersebut diatas.
4. Operasi Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang dinyatakan dalam bentuk  , dengan a dan b bilangan bulat, b ≠ 0 dan b bukan faktor dari a. a disebut pembilang dan b penyebut (Samsul Hadi, 2007: 24). Pada bilangan pecahan terdapat 2 macam pecahan yaitu pecahan murni dan pecahan campuran. Pecahan murni adalah pecahan yang tidak dapat disederhanakan lagi sedangkan pecahan murni adalah pecahan yang terdiri dari bagian bilangan bulat dan bagian bilangan pecahan (Karso, 2009: 7.44). Terdapat empat operasi bilangan pecahan yang umum dilakukan, yaitu:
a. Penjumlahan Bilangan Pecahan
b. Pengurangan Bilangan Pecahan
c. Perkalian Bilangan Pecahan
d. Pembagian Bilangan Pecahan
1. Penjumlahan Bilangan Pecahan
            Penjumlahan yaitu penggabungan dua bilangan. Dalam menjumlahkan bilangan pecahan, maka semua pembagi nya harus bernilai sama dahulu. Jika pembaginya tidak bernilai sama, maka harus menggunakan nilai pembagi baru yang dapat dibagi oleh semua pembagi awal tanpa menghasilkan sisa. Untuk menyamakan pembagi baru ini, harap menggunakan kelipatan persekutuan terkecil (KPK), yaitu nilai terkecil yang dapat digunakan untuk mengalikan pembagi awal, sehingga didapatkan pembagi baru terkecil yang dapat dibagi oleh semua pembagi awal yang ada tanpa sisa. Cara dua atau lebih pecahan yang penyebutnya sama adalah  +    =  dengan a,b,c bilangan bulat dan c ≠ 0 (Samsul Hadi, 2007: 34).
            Agar lebih mudah dalam memahami pengertian ini, sebaiknya kita pahami contoh berikut:
·         Berapakah hasil dari  +
Karena masing-masing pembaginya mempunyai nilai yang sama, yaitu 2, maka dapat langsung dijumlahkan. Hasilnya:
·         Berapakah hasil dari  +
Karena masing-masing pembaginya mempunyai nilai yang berbeda, yaitu 2 dan 3, maka kedua bilangan pecahan ini tidak dapat langsung dijumlahkan sebelum pembaginya disamakan. Nilai terkecil yang dapat dibagi dengan 2 dan 3 adalah 6, dengan demikian nilai 6 ini digunakan sebagai pembagi yang baru. Caranya adalah sebagai berikut:
Dari contoh di atas dapat dituliskan bentuk umum dari penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda, yaitu :  +  =  +  (Karso, 2009: 7.22).
2. Pengurangan Bilangan Pecahan
Pengurangan yaitu pengerjaan untuk mencari selisih antara dua bilangan. Cara mengurangkan dua atau lebih pecahan yang penyebutnya sama adalah  -  =  dengan a, b, c bilangan bulat dan c ≠ 0 (Samsul Hadi, 2007: 34).Sebagaimana dalam menjumlahkan bilangan pecahan, maka dalam mengurangkan bilangan pecahan pun semua pembagi nya harus bernilai sama dahulu. Caranya sama persis sebagaimana pada penjumlahan bilangan pecahan. Contoh:
·         Berapakah hasil dari  -
Karena masing-masing pembaginya mempunyai nilai yang sama, yaitu 2, maka dapat langsung dikurangkan. Hasilnya:
Sedangkan pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda dapat dinyatakan sebagai berikut :  -  =  -  (Karso, 2009: 7.27).
·         Berapakah hasil  -
Karena masing-masing pembaginya mempunyai nilai yang berbeda, yaitu 2 dan 3, maka kedua bilangan pecahan ini tidak dapat langsung dikurangkan sebelum pembaginya disamakan. Nilai terkecil yang dapat dibagi dengan 2 dan 3 adalah 6, dengan demikian nilai 6 ini digunakan sebagai pembagi yang baru. Caranya adalah sebagai berikut:
3. Perkalian Bilangan Pecahan
Operasi perkalian kepada siswa setelah memahami operasi penjumlahan. Oleh Hollands dalam Safruddin (2007: 8) menyatakan bahwa perkalian adalah pengulangan dari penjumlahan. Pada perkalian pecahan berlaku sifat-sifat :
1.      Komutatif :  x  =  x
2.      Asosiatif :(  x ) x   =  x (  x  )
3.      Distribusi terhadap penjumlahan dan pengurangan
 x (  +   =  x ) +  x  )
4.      Identitas :  x I = . Jadi, I adalah identitas perkalian (Karso, 2009: 7.46).


4. Pembagian Bilangan Pecahan
            Pembagian bilangan pecahan sama dengan pembagian bilangan bulat dimana pembagian didefenisikan sebagai kebalikan dari perkalian. Untuk membagi dua pecahan  :  , dengan a, b, c, d bilangan bulat dan penyebut b ≠ 0, c ≠ 0, d ≠ 0 maka  :  =  x  =  (Samsul Hadi, 2007 : 37).

B.     Hasil Penelitian Yang Relevan
            Safruddin pada tahun 2005 menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika  siswa kelas V SD Negeri pada Pokok Bahasan Pecahan dapat ditingkatkan melalui Metode Pemberian Tugas (Resitasi).
C.    Kerangka Pemikiran
Pembelajaran matematika di jenjang pendidikan SLTP cukup besar artinya baik untuk menunjang keberhasilan siswa dalam menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru yang berhasil dan sesuai dengan harapan tergantung dari bagaimana guru memilih dan menggunakan strategi yang tepat. Dengan strategi yang tepat, proses belajar mengajar dalam kelas akan berjalan lancar. Oleh karena itu, dalam mengajarkan materi matematika diperlukan suatu metode khusus sehingga prestasi belajar matematika siswa dapat diperoleh dengan maksimal.
Penggunaan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan kreatifitas belajar matematika sangat penting sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. 
Metode pemberian tugas atau resitasi merupakan  cara mengajar guru dengan meminta siswanya untuk mengerjakan tugas-tugas dalam hubungannya dengan materi yang telah dipelajari sesuai waktu yang telah ditentukan. Pada metode pemberian tugas atau resitasi siswa diberikan tugas-tugas tentang materi yang telah diberikan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Selain itu metode ini juga diharapkan dapat memancing keaktifan siswa dalam belajar sehingga dengan aktifnya siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas itu dengan sendirinya dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Dengan dasar inilah sehingga penulis menjadikan sebagai landasan berpikir bahwa dengan metode mengajar pemberian tugas atau resitasi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
D.    Hipotesis Tindakan
            Berdasarkan  kajian pustaka maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Melalui penerapan metode pemberian tugas (Resitasi) maka hasil belajar matematika siswa kelas VII­­1 SMP Negeri 5 Lawa pada pokok bahasan Operasi bilangan pecahan  dapat ditingkatkan. 


BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
B.       Setting Penelitian
.           Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 dikelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa dengan jumlah siswa 30 orang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 13 orang perempuan.
C.      Faktor Yang Di teliti
Untuk menjawab permasalahan diatas maka ada beberapa faktor yang diteliti:
a. Faktor siswa : yaitu melihat bagaimana minat  serta kemampuan siswa dalam belajar matematika
b.    Faktor guru : yaitu bagaimana tehnik yang digunakan guru dalam menerapkan metode pemberian tugas (resitasi) pada pokok bahasan operasi bilangan pecahan.
D.    Rencana Tindakan
Prosedur penelitian tindakan kelas ini dirancang terdiri dari dua siklus (setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan) dengan tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada faktor-faktor yang diselidiki.
Dari observasi awal ditetapkan bahwa tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan hasil  belajar matematika pada pokok bahasan operasi bilangan adalah Metode Mengajar Pemberian Tugas (Resitasi).
Adapun Pelaksanaan tindakan tersebut mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas berikut : (1) perencanaan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) observasi  dan evaluasi;(4) refleksi.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:
1.        Perencanaan
      Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi :
a.       Membuat skenario pembelajaran
b.      Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru guna melihat bagaimana aktifitas guru dan siswa dikelas ketika metode pemberian tugas diterapkan
c.       Menyiapkan LKS untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan.
d.      Membuat alat evaluasi untuk mengetahui prestasi matematika pada pokok bahasan operasi bilangan pecahan.
2.      Pelaksanaan tindakan
kegiatan yang dilaksankan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario yang telah dibuat.
3.      Observasi dan evaluasi 
Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan pengamatan pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu melihat apakah pelaksanaan tindakan sudah sesuai skenario pembelajaran yang telah dibuat. Setelah itu dilakukan evaluasi, yaitu untuk melihat keberhasilan pelaksanaan tindakan.

4.      Refleksi
pada tahap ini hasil yang diperoleh pada tahap observas dan evaluasi sebelumnya dikumpulkan dan dianalisis, kemudian dilihat apakan telah memenuhi indikator kinerja. Jika belum memenuhi maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya dan kelemahan/kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya ditulis pada jurnal untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.
E.  Data Dan Cara Pengumpulan Data
1)  Sumber data : Personal penelitian yang terdiri dari siswa dan guru
2) Jenis data : Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif dengan lembar observasi, tes hasil belajar dan jurnal.
3)  Tehnik pengumpulan data
a.    Data tentang kondisi pelaksanaan pembelajaran melalui metode pemberian tugas yang diambil dengan menggunakan lembar observasi.
b.    Data tentang penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan diambil dengan menggunakan tes hasil belajar.
c.    Data tentang refleksi diri diambil dengan menggunakan jurnal.
4) Teknik Analisis Data
Adapun langkah dalam menganalisa hasil belajar siswa sebagai berikut:
a.    Membuat tabulasi data.
b.    Menentukan hasil belajar siswa dengan rumus: 
    x 100
c.    Menentukan nilai minimum dan nilai maksimum.
d.   Menentukan nilai rata-rata hasil belajar menggunakan rumus:
Nilai rata-rata
Ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai bila minamal 70% dari jumlah siswa telah mencapai nilai rata-rata 60,00 secara perorangan (Sudjana, 2000: 172).
F.  Indikator Kinerja
            Sebagai indikator keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi proses dan dari segi hasil/nilai yang diperoleh siswa
1.      Dari segi proses dikatakan berhasil apabila minimal 85% proses pelaksanan tindakan telah sesuai dengan skenario pembelajaran.
2.      Segi hasil atau nilai yang diperoleh siswa: dikategorikan berhasil apabila minimal 70% siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara perorangan. Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar secara perorangan apabila siswa tersebut telah memperoleh nilai 60,0 (berdasarkan standar yang ditetapkan  oleh SMP Negeri 5 Lawa).





G. Rancangan dan Model Penelitian Tindakan Kelas
Terselesaikan
Permasalahan
Refleksi I
Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan I)
Evaluasi 1
Pelaksanaan Tindakan
Observasi I
Siklus 1
Terselesaikan
Belum
Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan II)
Pelaksanaan Tindakan
Refleksi II
Evaluasi II
Observasi II
Siklus 2
Belum Terselesaikan
Terselesaikan
Siklus Selanjutnya
Selanjutnya
 




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts