MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII1
SMP NEGERI 5 LAWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI BILANGAN PECAHAN MELALUI METODE
RESITASI (PEMBERIAN TUGAS)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan
Pada Program Studi Pendidikan
Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam
OLEH
AGUS
LIMPU
A1C1
05 018
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2011
HALAMAN
PERSETUJUAN
Telah dipertahankan di
hadapan panitian Ujian Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Haluoleo.
Kendari, Oktober 2011
Pembimbing I pembimbing
II
Drs.
Utu Rahim, M.Pd Drs.
La Ndia, M.Kes
Nip. 19560405 198703 1 002 Nip. 19621231 198810 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan P. MIPA
Drs.
Aceng Haetami, M.Si
Nip.19671019
199203 1 002
HALAMAN PENGESAHAN
Telah
diterima oleh Panitia Ujian Skripsi pada Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Haluoleo, sesuai surat keputusan Dekan FKIP Universitas Haluoleo,
Nomor :
1764/SK/H29.1/PP/2011
Hari/tanggal : Senin, 18 Juli 2011
Panitia
Ujian
Ketua/anggota : Dr. Fahinu, M.Pd (………………………)
Sekretaris/anggota : Drs. H. Muh. Kasim, M.Pd (………………………)
Anggota : 1. Hafiludin Samparadja,
S.Si, M.Si (………………………)
2. Saleh, S.Pd, M.Pd (………………………)
3. Drs. Utu Rahim, M.Pd (………………………)
4. Drs. H. La Ndia, M.Kes (………………………)
Kendari, Oktober 2011
Disahkan Oleh:
Dekan
FKIP Unhalu
Dr.
H. Barlian, M.Pd
Nip.
19590927 198603 1 004
ABSTRAK
AGUS
LIMPU, A1C1 05 018. Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII1
SMP Negeri 5 Lawa Dalam Menyelesaikan Operasi Bilangan Pecahan Melalui Metode
Resitasi (Pemberian Tugas).
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah hasil belajar matematika dapat ditingkatkan melalui metode
resitasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa melalui metode resitasi. Manfaat penelitian ini
(1) Bagi guru: Dapat mengetahui
tipe pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar matematika
siswa sehingga konsep-konsep matematika yang diajarkan dapat dikuasai dengan
baik. (2) Bagi siswa : Membantu
siswa kelas VII1 SMP 5 Lawa dalam
meningkatkan hasil belajar belajarnya terhadap pembelajaran matematika
melalui metode resitasi (pemberian tugas). (3) Bagi peneliti : Menjadi bahan masukan dalam memilih model
pembelajaran yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran matematika di
sekolah.
Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai pada faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui
hasil belajar matematika sebelum diberikan tindakan terlebih dahulu diadakan
tes awal. Tes awal ini digunakan sebagai acuan untuk melihat peningkatan hasil
belajar setelah diberikan tindakan. Berdasarkan hasil tes tindakan siklus I
diperoleh bahwa dari segi proses, pelaksanaan tindakan yang sesuai dengan
scenario pembelajaran baru mencapai 74,19%, sedangkan pada siklus II proses
pelaksanaan tindakan telah mencapai 93,54%. Dan dari segi hasil diperoleh bahwa
penguasaan siswa secara klasikal terhadap materi pelajaran sebesar 53,33% atau
sebanyak 16 siswa yang memperoleh nilai ≥60 dengan nilai rata-rata 58,9
sedangkan hasil tes tindakan siklus II diperoleh bahwa penguasaan siswa secara
klasikal terhadap materi pelajaran sebesar 90% atau sebanyak 27 siswa yang
memperoleh nilai ≥60 dengan nilai rata-rata dan 79,2.
Dari hasil
observasi, evaluasi dan refleksi pada setiap siklus tindakan, maka dapat
disimpulkan bahwa melalui metode resitasi (pemberian tugas), hasil belajar
matematika pada pokok bahasan operasi bilangan pecahan dapat ditingkatkan.
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat
Allah SWT, atas rahmat dan hidayat yang diberikan kepada peneliti sehingga
penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Peneliti menyadari bahwa seluruh rangkaian kegiatan penelitian mulai dari
tahap penyusunan proposal hingga penyelesaian penyusunan skripsi ini senantiasa
mendapat bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Drs. Utu Rahim,
M.Pd. selaku pembimbing I dan Bapak
Drs. La Ndia, M.Kes. selaku pembimbing II atas segala waktu yang diluangkan
untuk membimbing dan memberikan arahan-arahan kepada peneliti hingga selesainya
laporan skripsi ini.
Ucapan terima
kasih juga peneliti haturkan kepada berbagai pihak yang langsung maupun tidak
langsung membantu peneliti terutama kepada:
1.
Bapak Prof.
Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. selaku Rektor Universitas Haluoleo
2.
Bapak Drs. H.
Barlian, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Haluoleo.
3.
Bapak
Drs. Aceng Haetami, M. Si. selaku Ketua
Jurusan pendidikan MIPA dan Drs.
La Misu, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan MIPA.
4.
Bapak Drs.
Utu Rahim, M.Pd. selaku ketua Program
Studi Pendidikan Matematika.
5.
Dosen serta
staf administrasi dalam lingkungan FKIP Universitas Haluoleo.
6.
Bapak Ahmad.
L, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan
seluruh dewan guru SMP Negeri 5 Lawa terkhusus Bapak La Nighoro, S.Pd selaku guru yang turut membantu dalam
pelaksanaan penelitian ini.
7.
Sahabat-sahabatku:
Fredy S.Pd, Mustafa La Udji, S. Pd, Zulbakrin Harlip, S.Sos, Ahmad Munawar,
Yeni Asnani, Andry Syaputra, Wa Ode Bula,
A.M.Keb, Asrawati, A.M.Keb, Suhastia, A.M.Kep, Arifin S.Pd, La Jiji S.Pd, Hadi
S.Pd, Abdul Manaf S.Pd, Wa Hairani S.Pd, Citra dewi, Uliana Tala, S.Pd, Subhan
Malik, S.Pd, Hadi Siharis, S.Pd, Kurnianto, La Dini, WD. Asni, S.Pd, Wa Ode Sri
Kamba Wuna, A.M.Keb dan Delwi Tanggili, S.Pd.
8.
Saudari
Nur Eslih, A.M.Keb yang telah memberikan motivasi, saran, dan doa sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
9.
Seluruh
mahasiswa FKIP Unhalu dan khususnya mahasiswa program studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo khususnya
angkatan tahun 2005.
10.
Rekan-rekan
Remaja Masjid Miftahul Huda, Lorong Mangkarey Kampus Baru.
11.
Bapak La Ente
dan semua keluarga yang di Raha telah banyak membantu peneliti dalam penyusunan
skripsi ini.
Terkhusus tulisan ini
kupersembahkan sebagai tanda bukti kesyukuranku kepada Allah Azza Wajalla dalam
menuntut ilmu dan ungkapan rasa sayangku yang tak terhingga kepada ayah dan
bundaku tercinta La Limpu dan Wa
Nia, yang telah memberikan
inspirasi, semangat, motivasi dan do’anya yang begitu berarti dalam penyusunan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas
budi baik dari semua pihak yang telah turut membantu peneliti dan semoga
laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Allahu
akbar!
Kendari, September
2011
Peneliti
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN
.............................................................. ii
ABSTRAK
............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR
.......................................................................... iv
DAFTAR ISI
......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN
......................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
................................................. 1
B. Rumusan Masalah
........................................................... 4
C. Tujuan Penelitian
.......................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Proses Belajar Mengajar
Matematika ………………. 6
2. Hasil Belajar
Matematika …………………………… 7
3.
Motode Resitasi (pemberian Tugas) .......................... 8
4.
Operasi Bilangan Pecahan
………………………….. 12
B.
Hasil-Hasil
Penelitian yang Relevan ................................ 16
C.
Kerangka
Pemikiran
....................................................... 16
D.
Hipotesis Tindakan
…………………………………….. 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................. 18
B. Setting Penelitian ……………………………………….. 18
C. Faktor yang Diselidiki ...................................................... 18
D. Rencana Tindakan ............................................................. 18
E. Data dan Cara Pengumpulan Data .................................... 20
F. Indikator Kinerja ............................................................... 21
G. Desain Rencana Tindakan Kelas ………………………... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………………………………………….. 23
1. Kegiatan Pendahuluan.................................................... 23
2. Tindakan Siklus I
......................................................... 24
3. Tindakan
Siklus II .......................................................... 30
B. Pembahasan
……………….……………………………… 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 39
B. Saran ................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 40
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul
Lampiran Halaman
1.
Jadwal Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas
pada Siswa Kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa...................................................... 41
2. Rencana
Perbaikan Pembelajaran....................................................................... 69
3.
Lembar Observasi Pembelajaran Tindakan Siklus I............................................ 79
4. Lembar Observasi Pembelajaran Tindakan Siklus II ......................................... 85
5. Rekapitulasi
Ketuntasan Proses Pelaksanaan Skenario
Pembelajaran
Oleh Guru Pada Setiap Tindakan Siklus................................ 91
7.
Daftar
Nilai Siswa Kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa
Melalui Metode
Resitasi (Pemberian Tugas) ..................................................... 92
8. Daftar Skor Pelaksanaan Tes Untuk Siklus I Dan
Siklus II
Siswa Kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa Melalui
Metode Resitasi (Pemberian tugas) ....................................…………. 95
9. Daftar
Penentuan Skor Kelompok Dan Penghargaan….............................. 96
10.
Pengumuman
Mingguan………………………………………………....... 97
12. Refleksi Jurnal
Diri ………………………………………………..............
99
13. Lembar Kerja
Siswa (LKS).......................................................................... .... 100
14. Soal-Soal
Evaluasi
........................................................................................... 110
15. Lembar
Jawaban LKS
..................................................................................... 114
16. Lembar Jawaban Soal-Soal Evaluasi
………………………………......... 121
18. Dokumentasi
Penelitian.................................................................................... 129
19. Surat Izin
Penelitian dari FKIP Universitas Haluoleo...................................... 130
20. Surat Izin
Penelitian dari Badan Riset Daerah................................................. 131
21. Surat
Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 5 Lawa.................................... 132
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan memegang
peranan penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas
karena pendidikan dapat mengembangkan
kemampuan, meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia serta mewujudkan manusia
yang terampil, potensial dan berkualitas dalam melaksanakan pembangunan demi
terwujudnya tujuan pembangunan nasional.
Sebagai upaya dalam
meningkatkan mutu pendidikan, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal perlu
melakukan pembenahan dan pembaharuan terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi peningkatan
mutu pendidikan meliputi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, dan
metode belajar mengajar. Aspek-aspek
yang paling dominan
adalah guru dan siswa. Oleh karena itu, guru sebagai sentral pengajaran
harus mampu memahami hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
baik dalam tehnik pembelajaran, pemilihan metode mengajar yang tepat, strategi
belajar-mengajar maupun manajemen kelas yang baik. Hal ini dipandang perlu
dipahami oleh guru, karena guru memegang peranan yang sangat penting dalam
mengaktifkan dan mengefisienkan proses belajar di sekolah yang pada akhirnya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa bukan hanya peran guru yang
dibutuhkan tetapi siswa sendirilah yang dituntut peran aktif dalam proses
belajar mengajar. Salah satu hal yang penting dimiliki oleh siswa dalam
meningkatkan hasil belajarnya adalah
penguasaan bahan pelajaran. Siswa yang kurang mengusai bahan pelajaran akan
mempunyai nilai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan siswa yang lebih
mengusai bahan pelajaran. Untuk menguasai bahan pelajaran maka dituntut adanya
aktifitas dari siswa yang bukan hanya sekedar mengingat, tetapi lebih dari itu
yakni memahami, mengaplikasikan,dan mengevaluasi bahan pelajaran.
Penggunaan metode mengajar yang tepat, merupakan suatu
alternatif mengatasi masalah rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran
matematika, guna meningkatkan mutu pendidikan. Penerapan suatu metode mengajar harus
ditinjau dari segi keefektifan, keefesienan dan kecocokannya dengan
karakteristik materi pelajaran serta keadaan siswa yang meliputi kemampuan,
kecepatan belajar, minat, waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonomi siswa
sebagai obyek. Rostiyah menyatakan bahwa :"Setiap jenis metode pengajaran
harus sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi untuk tujuan
yang berbeda guru harus mengadakan teknik penyajian yang berbeda sekaligus
untuk mencapai tujuan pengajarannya”. (Rostiyah, 1989: 2)
Salah satu metode yang diterapkan dalam melibatkan siswa
secara aktif, guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar adalah
menggunakan metode resitasi. Dalam metode resitasi diharapkan mampu memancing
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa
dituntut untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan harus
dipertanggungjawabkan (Nana Sudjana, 1989: 82). Dalam keberhasilan proses
belajar mengajar disamping tugas guru, maka siswa turut memegang peranan yang
menentukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sebab bagaimapun baiknya
penyajian materi pelajaran yang dilakukan guru, akan tetapi siswa tidak
mempunyai perhatian dalam hal belajar maka apa yang diharapkan sukar tercapai.
Pembelajaran dengan metode mengajar yang sesuai dengan
materi yang diajarkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebagai contoh
adalah pemberian tugas pada setiap akhir pelajaran dengan harapan aktifitas
belajar siswa dapat ditingkatkan, sehingga hasil belajar siswa dapat pula
meningkat. Menurut Harmawati (1993: 38) sebagai berikut :“Pemberian tugas pada
setiap pertemuan mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian tugas setiap
pertemuan menyebabkan siswa termotivasi dalam belajar, disamping itu siswa
lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar”.
Perlu disadari bahwa yang diharapkan oleh guru terhadap
siswanya adalah bahan pelajaran yang diterima siswa dapat dikuasainya dengan
baik seperti halnya bahan pelajaran matematika yang selalu dianggap sulit oleh
siswa. Oleh karena itu , matematika yang sebagai salah satu bidang studi wajib
bagi siswa di sekolah harus mendapat perhatian yang serius dalam pengajarannya.
Salah satu yang penting untuk diperhatikan
adalah membantu dan mengantisipasi kesalahan-kesalahan siswa dalam
menerima pelajaran termasuk bilangan pecahan.
Mengingat pentingnya bilangan pecahan pada siswa, maka
peneliti mencoba memecahkan/menyelesaikan permasalahan dalam mengoperasikan
bilangan pecahan yang pada dasarnya masih perlu perbaikan. Sesuai hasil
wawancara pada tanggal 2 Agustus 2010 dengan guru bidang studi matematika SMP Negeri 5 Lawa diperoleh
keterangan bahwa siswa kelas VII1 SMP Negeri 5 Lawa mengalami
permasalahan dalam belajar operasi bilangan pecahan karena belum menguasai
konsep dasar bilangan pecahan. Ini berdasarkan pengalaman 2 tahun belakangan hasil
belajar siswa rendah dalam belajar operasi bilangan pecahan.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti mencoba
memberikan pendekatan metode resitasi dalam mengerjakan bilangan pecahan. Di
samping metode resitasi ini dapat mengembangkan kemandirian siswa dan membina
kebiasaan siswa untuk mempertanggungjawabkan hasil yang telah dipelajarinya.
Menurut Slameto (1991:88) sebagai berikut :“Agar siswa berhasil dalam
belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu
mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku
pegangan, tes/ualangan harian, ulangan umum dan ujian”.
Berdasarkan
uraian di atas, maka peneliti tertarik mengadakan suatu penelitian
dalam bentuk penelitian
tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil
Belajar
Matematika Siswa Kelas VII1
SMP Negeri 5 Lawa Dalam Menyelesaikan Operasi Bilangan Pecahan Melalui Metode
Resitasi (Pemberian Tugas) ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“apakah hasil belajar matematika siswa kelas VII1 SMP Negeri 5
Lawa dapat ditingkatkan melalui metode
resitasi (pemberian tugas)”.
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII1
SMP 5 Lawa melalui metode resitasi (pemberian tugas).
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1.
Bagi
guru
Dapat
mengetahui tipe pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil
belajar matematika siswa sehingga konsep-konsep matematika yang diajarkan dapat
dikuasai dengan baik.
2.
Bagi
siswa
Membantu siswa kelas VII1 SMP 5 Lawa
dalam meningkatkan hasil belajar
belajarnya terhadap pembelajaran matematika melalui metode resitasi (pemberian
tugas).
3.
Bagi
peneliti
Menjadi
bahan masukan dalam memilih model pembelajaran yang dapat memperbaiki kualitas
pembelajaran matematika di sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Proses Belajar Mengajar Matematika
Belajar dan mengajar merupakan dua
hal yang saling berkaitan dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar
mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara
siswa yang belajar dan guru yang mengajar dan kedua kegiatan ini terjadi
interaksi yang saling menunjang.
Hamalik dalam
Nuskiah (2007: 7) tentang pengertian masing-masing proses belajar dan mengajar
yaitu belajar terjadi apabila terdapat perubahan perilaku yang relative tetap
karena pengaruh pengalaman akibat interaksi dengan lingkungan. Sedangkan segala
upaya sadar dan sistematis untuk mempengaruhi sistem lingkungan yang diperoleh
dari pengalaman belajar itulah disebut dengan mengajar.
Slameto dalam
Nuskiah (2007: 7) mengemukakan bahwa belajar matematika adalah suatu bentuk
belajar yang dilakukan secara kontinyu dan penuh kesadaran, perhatian dan
terencana yang dalam pelaksanaannya membutuhkan proses yang aktif dari individu
dalam memperoleh pengalaman maupun pengetahuan baru sehingga menyebabkan
perubahan tingkah laku yang ditandai dengan pemahaman konsep dasar matematika
yang akan mengatur individu kearah berpikir secara matematika berdasarkan
aturan yang logis. Sedangkan mengajar matematika adalah suatu kegiatan mengajar
dengan tujuan agar mendapatkan pengetahuan tentang matematika yang diberikan
oleh guru. Untuk itu harus terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa.
Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya
belajar matematika adalah suatu kegiatan psikologi yaitu mempelajari atau
mengkaji berbagi hubungan antara obyek matematika dalam suatu struktur
matematika yang berdasarkan pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh
khusus. Dengan kata lain belajar matematika adalah proses perubahan tingkah
laku melalui bagaimana belajar matematika.
2. Hasil Belajar Matematika
Winkel dalam Angkowo (2007: 50) mengemukakan bahwa
hasil belajar yang dihasilkan oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam
bidang pengetahuan/pengetahuan dalam bidang keterampilan, nilai dan sikap.
Sebagai wujud dari adanya perubahan itu dapat dilihat dari hasil belajar yang
dihasilkan oleh murid terhadap pertanyaan/persoalan tugas yang diberikan oleh
guru.
Dimyati dan Mudjiono
dalam munawar (2009:1) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada
saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada
jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru
hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Masih dalam
indra, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini
dapat tercapai bila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan
tingkah laku yang lebih baik lagi.
Hasil belajar
matematika siswa merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri siswa
setelah melakukan suatu proses belajar matematika. Berdasarkan penilaian yang
dilaksanakan guru di sekolah, maka hasil belajar matematika siswa dituangkan
atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif) dan pernyataan verbal
(kualitatif). Hasil belajar yang dituangkan dalam bentuk angka misalnya 10, 9,
8, dan seterusnya. Sedangkan hasil belajar yang dituangkan dalam bentuk
pernyataan verbal misalnya baik sekali, baik, sedang, kurang, dan sebagainya
(Djuwairiyah, 2007:16).
Berdasarkan beberapa
pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipandang
sebagai hasil usaha belajar siswa yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
bidang pengetahuan/pengalaman, dalam bidang keterampilan, nilai dan sikap.
Kaitannya dengan penilaian yang dilaksanakan guru, maka hasil belajar
dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif) dan pernyataan
verbal (kualitatif).
3. Metode Resitasi (pemberian tugas)
Dalam
mengajarkan suatu pokok bahasan tertentu khususnya mata pelajaran matematika,
guru harus mampu memiliki pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan
kareteristik pokok bahasan agar tujuan pembelajaran tercapai secara baik. Bila
guru tidak dapat memilih secara baik materi belajar yang sesuai dengan
karateristik pokok bahasan, maka prestasi belajar yang diharapkan tidak mungkin
akan tercapai secara optimal.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa
dipisahkan dalam kegiatan pengajaran. Mengajar mengacu kepada apa yang
dilakukan oleh guru, dan belajar mengacu kepada apa yang dilakukan siswa. Kedua
kegiatan tersebut menjadi terpadu manakala terjadi hubungan timbal balik
(interaksi) antara guru dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung. Bentuk hubungan
timbal balik tersebut yang disebut metode atau cara belajar mengajar, namun
beberapa orang memberi batasan yang lebih luas khusus mengenai metode belajar
mengajar (Suryobroto (1986:3) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah
cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana tekniknya
suatu bahan pelajaran diberikan disekolah.
Imansjah Alipandie (1987:98) mengemukakan bahwa metode mengajar adalah
cara yang digunakan guru dalam mengajarkan satuan atau unit metari pelajaran
dengan memusatkan pada keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai
tujuan.
Metode mengajar harus berpedoman pada prinsip belajar aktif,
sehingga dalam proses belajar mengajar perhatian utama harus ditujukan kepada
siswa yang belajar. Proses mengajar harus mengembangkan cara belajar untuk
mendapatkan, mengolah, menggunakan dan mengkombinasikan perolehannya.
Salah satu metode yang digunakan dalam matematika adalah metode
resitasi. Imansjah Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul “Didaktik
Metodik Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa metode resitasi adalah cara untuk
mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk
mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah,
diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.
Sedangkan Slameto (1990:115) mengemukakan metode resitasi adalah
cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk
dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya
harus dipertanggungjawabkan kepada guru.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah
pemberian tugas kepada siswa di luar jadwal sekolah atau diluar jadwal
pelajaran yang pada akhirnya dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan.
Metode resitasi merupakan salah satu pilihan metode mengajar
seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes kepada siswanya untuk
dikerjakan di luar jam pelajaran. Pemberian item tes ini biasanya dilakukan
pada setiap kegiatan belajar mengajar di kelas, pada akhir setiap pertemuan
atau akhir pertemuan di kelas.
Menurut
Syaiful Bahri Djamarah (2000:198)
beberapa tahapan-tahapan dalam menggunakan metode pemberian tugas atau
resitasi, yaitu :
1.
Memberi tugas kepada
siswa (fase pertama)
2.
Siswa melaksanakan
tugas (fase kedua)
3.
Siswa
mempertanggungjawabkan hasil tugas (fase ketiga)
Lebih
lanjut dikemukakan pula bahwa agar metode ini efektif, harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode
pemberian tugas
1.
Tujuan yang hendak
dicapai harus dijelaskan sejelas mungkin dan mempunyai sifat
·
Merangsang agar siswa
berusaha lebih baik
·
Memupuk inisiatif dan
bertanggungjawab
·
Membawa
kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga pada minat siswa yang masih terluang
·
Meningkatkan hasil
belajar dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
2.
Petunjuk-petunjuk kerja
siswa harus jelas dan mudah dipahami
b.
Kelebihan pemakaian
metode pemberian tugas
1.
Para siswa
berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif dan
bertanggungjawab
2.
Pengetahuan yang
diperoleh para pelajar dari hasil minat mereka lebih dirasakan kegunaannya
untuk belajar mereka
3.
Metode ini
mengembangkan kreatifitas siswa.
c.
Kelemahan dari metode
pemberian tugas adalah :
1.
Guru tidak mudah
memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
2.
Guru terlalu memberikan
tugas yang monoton
3.
Pemberian tugas yang
terlalu sering akan menimbulkan kelelahan karena tugas tersebut yang terlalu
berat.
Dengan
memperhatikan berbagai kelebihan dan kelemahan dari metode ini, maka seharusnya
dalam pemberian tugas yang baik, guru hendaknya menempuh langkah-langkah
sebagai berikut :
1.
Tugas yang diberikan
harus jelas
2.
Tempat dan lama waktu
penyelesaian tugas harus jelas
3.
Tugas yang diberikan
terlebih dahulu harus dijelaskan atau diberikan petunjuk yang jelas agar siswa
yang belum mampu memahami tugas itu dapat berupaya untuk menyelesaikannya
4.
Guru harus memberikan
bimbingan utamanya pada siswa yang lambat atau kurang bergairah dalam
menyelesaikan tugas
Jadi dari beberapa
kelemahan dan kelebihan dari metode pemberian tugas (resitasi), maka metode
pemberian tugas (resitasi) yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu berdasarkan
langkah-langkah tersebut diatas.
4.
Operasi Bilangan Pecahan
Bilangan
pecahan adalah suatu bilangan yang dinyatakan dalam bentuk
, dengan a dan b bilangan bulat,
b ≠ 0 dan b bukan faktor dari a. a disebut pembilang dan b penyebut (Samsul
Hadi, 2007: 24). Pada bilangan pecahan terdapat 2 macam pecahan yaitu pecahan
murni dan pecahan campuran. Pecahan murni adalah pecahan yang tidak dapat
disederhanakan lagi sedangkan pecahan murni adalah pecahan yang terdiri dari
bagian bilangan bulat dan bagian bilangan pecahan (Karso, 2009: 7.44). Terdapat
empat operasi bilangan pecahan yang umum dilakukan, yaitu:
a. Penjumlahan Bilangan Pecahan
b. Pengurangan Bilangan Pecahan
c. Perkalian Bilangan Pecahan
d. Pembagian Bilangan Pecahan
1. Penjumlahan
Bilangan Pecahan
Penjumlahan yaitu
penggabungan dua bilangan. Dalam
menjumlahkan bilangan pecahan, maka semua pembagi nya harus bernilai sama
dahulu. Jika pembaginya tidak bernilai sama, maka harus menggunakan nilai
pembagi baru yang dapat dibagi oleh semua pembagi awal tanpa menghasilkan sisa.
Untuk menyamakan pembagi baru ini, harap menggunakan kelipatan persekutuan terkecil (KPK), yaitu nilai terkecil yang dapat digunakan untuk mengalikan
pembagi awal, sehingga didapatkan pembagi baru terkecil yang dapat dibagi oleh
semua pembagi awal yang ada tanpa sisa. Cara dua atau lebih pecahan yang
penyebutnya sama adalah
+
=
dengan a,b,c bilangan bulat dan c ≠ 0 (Samsul
Hadi, 2007: 34).
Agar lebih mudah dalam memahami pengertian ini, sebaiknya
kita pahami contoh berikut:
·
Berapakah hasil
dari
+
Karena masing-masing
pembaginya mempunyai nilai yang sama, yaitu 2, maka dapat langsung dijumlahkan.
Hasilnya:
·
Berapakah hasil dari
+
Karena masing-masing
pembaginya mempunyai nilai yang berbeda, yaitu 2 dan 3, maka kedua bilangan
pecahan ini tidak dapat langsung dijumlahkan sebelum pembaginya disamakan.
Nilai terkecil yang dapat dibagi dengan 2 dan 3 adalah 6, dengan demikian nilai
6 ini digunakan sebagai pembagi yang baru. Caranya adalah sebagai berikut:
Dari contoh di atas
dapat dituliskan bentuk umum dari penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda,
yaitu :
+
=
+
(Karso, 2009: 7.22).
2. Pengurangan
Bilangan Pecahan
Pengurangan yaitu pengerjaan untuk mencari selisih antara dua bilangan.
Cara mengurangkan dua atau lebih pecahan yang penyebutnya sama adalah
-
=
dengan a, b, c bilangan bulat dan c ≠ 0
(Samsul Hadi, 2007: 34).Sebagaimana
dalam menjumlahkan bilangan pecahan, maka dalam mengurangkan bilangan pecahan
pun semua pembagi nya harus bernilai sama dahulu. Caranya
sama persis sebagaimana pada penjumlahan bilangan pecahan. Contoh:
·
Berapakah hasil dari
-
Karena masing-masing
pembaginya mempunyai nilai yang sama, yaitu 2, maka dapat langsung dikurangkan.
Hasilnya:
Sedangkan pengurangan
pecahan yang penyebutnya berbeda dapat dinyatakan sebagai berikut :
-
=
-
(Karso, 2009: 7.27).
·
Berapakah hasil
-
Karena masing-masing
pembaginya mempunyai nilai yang berbeda, yaitu 2 dan 3, maka kedua bilangan
pecahan ini tidak dapat langsung dikurangkan sebelum pembaginya disamakan.
Nilai terkecil yang dapat dibagi dengan 2 dan 3 adalah 6, dengan demikian nilai
6 ini digunakan sebagai pembagi yang baru. Caranya adalah sebagai berikut:
3. Perkalian Bilangan Pecahan
Operasi
perkalian kepada siswa setelah memahami operasi penjumlahan. Oleh Hollands
dalam Safruddin (2007: 8) menyatakan bahwa perkalian adalah pengulangan dari
penjumlahan. Pada perkalian pecahan berlaku sifat-sifat :
1. Komutatif :
x
=
x
2. Asosiatif :(
x
) x
=
x (
x
)
3. Distribusi terhadap penjumlahan dan pengurangan
x
(
+
=
x
) +
x
)
4. Identitas :
x I =
. Jadi, I adalah
identitas perkalian (Karso, 2009: 7.46).
4.
Pembagian Bilangan Pecahan
Pembagian bilangan pecahan sama
dengan pembagian bilangan bulat dimana pembagian didefenisikan sebagai
kebalikan dari perkalian. Untuk membagi dua pecahan
:
,
dengan a, b, c, d bilangan bulat dan penyebut b ≠ 0, c ≠ 0, d ≠ 0 maka
:
=
x
=
(Samsul Hadi, 2007 : 37).
B.
Hasil
Penelitian Yang Relevan
Safruddin
pada tahun 2005 menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri pada Pokok Bahasan
Pecahan dapat ditingkatkan melalui Metode Pemberian Tugas (Resitasi).
C.
Kerangka
Pemikiran
Pembelajaran matematika di jenjang pendidikan SLTP cukup besar
artinya baik untuk menunjang keberhasilan siswa dalam menempuh jenjang
pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan kemampuan berpikir
logis dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar antara
siswa dan guru yang berhasil dan sesuai dengan harapan tergantung dari
bagaimana guru memilih dan menggunakan strategi yang tepat. Dengan strategi
yang tepat, proses belajar mengajar dalam kelas akan berjalan lancar. Oleh
karena itu, dalam mengajarkan materi matematika diperlukan suatu metode khusus
sehingga prestasi belajar matematika siswa dapat diperoleh dengan maksimal.
Penggunaan
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan kreatifitas belajar
matematika sangat penting sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa.
Metode pemberian tugas
atau resitasi merupakan cara
mengajar guru dengan meminta siswanya untuk mengerjakan tugas-tugas dalam
hubungannya dengan materi yang telah dipelajari sesuai waktu yang telah
ditentukan. Pada metode
pemberian tugas atau resitasi siswa diberikan tugas-tugas tentang materi yang
telah diberikan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
Selain itu metode ini juga diharapkan dapat memancing keaktifan siswa dalam
belajar sehingga dengan aktifnya siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas itu
dengan sendirinya dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Dengan dasar inilah sehingga penulis menjadikan sebagai
landasan berpikir bahwa dengan metode mengajar pemberian tugas
atau resitasi diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika.
D.
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Melalui penerapan metode pemberian tugas
(Resitasi) maka hasil belajar matematika siswa kelas VII1 SMP
Negeri 5 Lawa pada pokok bahasan Operasi bilangan pecahan dapat ditingkatkan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian
ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
B.
Setting
Penelitian
. Penelitian
ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 dikelas VII1
SMP Negeri 5 Lawa dengan jumlah siswa 30 orang terdiri dari 17 orang laki-laki
dan 13 orang perempuan.
C.
Faktor
Yang Di teliti
Untuk menjawab
permasalahan diatas maka ada beberapa faktor yang diteliti:
a. Faktor siswa : yaitu melihat bagaimana minat serta kemampuan siswa dalam belajar
matematika
b. Faktor
guru : yaitu bagaimana tehnik yang digunakan guru dalam menerapkan metode
pemberian tugas (resitasi) pada pokok bahasan operasi bilangan pecahan.
D.
Rencana
Tindakan
Prosedur penelitian
tindakan kelas ini dirancang terdiri dari dua siklus (setiap siklus terdiri dari
tiga kali pertemuan) dengan tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan
yang ingin dicapai pada faktor-faktor yang diselidiki.
Dari observasi awal
ditetapkan bahwa tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan operasi
bilangan adalah Metode Mengajar Pemberian Tugas (Resitasi).
Adapun Pelaksanaan
tindakan tersebut mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas berikut : (1)
perencanaan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan evaluasi;(4) refleksi.
Secara rinci prosedur
penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:
1.
Perencanaan
Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini meliputi :
a. Membuat
skenario pembelajaran
b. Membuat
lembar observasi untuk siswa dan guru guna melihat bagaimana aktifitas guru dan
siswa dikelas ketika metode pemberian tugas diterapkan
c. Menyiapkan
LKS untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan.
d. Membuat
alat evaluasi untuk mengetahui prestasi matematika pada pokok bahasan operasi
bilangan pecahan.
2. Pelaksanaan
tindakan
kegiatan yang dilaksankan pada tahap ini adalah
melaksanakan skenario yang telah dibuat.
3. Observasi
dan evaluasi
Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan pengamatan
pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu melihat apakah pelaksanaan tindakan sudah
sesuai skenario pembelajaran yang telah dibuat. Setelah itu dilakukan evaluasi,
yaitu untuk melihat keberhasilan pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi
pada tahap ini hasil yang diperoleh pada tahap
observas dan evaluasi sebelumnya dikumpulkan dan dianalisis, kemudian dilihat
apakan telah memenuhi indikator kinerja. Jika belum memenuhi maka penelitian
dilanjutkan ke siklus berikutnya dan kelemahan/kekurangan yang terjadi pada
siklus sebelumnya ditulis pada jurnal untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.
E.
Data Dan Cara Pengumpulan Data
1) Sumber data : Personal penelitian yang
terdiri dari siswa dan guru
2) Jenis data : Jenis data yang diperoleh adalah
data kuantitatif dan data kualitatif dengan lembar observasi, tes hasil belajar
dan jurnal.
3) Tehnik
pengumpulan data
a. Data
tentang kondisi pelaksanaan pembelajaran melalui metode pemberian tugas yang
diambil dengan menggunakan lembar observasi.
b. Data
tentang penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan diambil dengan
menggunakan tes hasil belajar.
c. Data
tentang refleksi diri diambil dengan menggunakan jurnal.
4)
Teknik
Analisis Data
Adapun langkah dalam menganalisa hasil belajar siswa
sebagai berikut:
a. Membuat
tabulasi data.
b. Menentukan
hasil belajar siswa dengan rumus:
x 100
c. Menentukan
nilai minimum dan nilai maksimum.
d. Menentukan
nilai rata-rata hasil belajar menggunakan rumus:
Nilai
rata-rata
Ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai bila
minamal 70% dari jumlah siswa telah mencapai nilai rata-rata 60,00 secara
perorangan (Sudjana, 2000: 172).
F.
Indikator Kinerja
Sebagai
indikator keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari
segi proses dan dari segi hasil/nilai yang diperoleh siswa
1. Dari
segi proses dikatakan berhasil apabila minimal 85% proses pelaksanan tindakan
telah sesuai dengan skenario pembelajaran.
2. Segi
hasil atau nilai yang diperoleh siswa: dikategorikan berhasil apabila minimal
70% siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara perorangan. Seorang siswa
dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar secara perorangan apabila siswa
tersebut telah memperoleh nilai 60,0 (berdasarkan standar yang ditetapkan oleh SMP Negeri 5 Lawa).
G.
Rancangan dan Model Penelitian Tindakan Kelas
Terselesaikan
|
Permasalahan
|
Refleksi I
|
Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan I)
|
Evaluasi 1
|
Pelaksanaan Tindakan
|
Observasi I
|
Siklus 1
|
Terselesaikan
|
Belum
|
Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan II)
|
Pelaksanaan Tindakan
|
Refleksi II
|
Evaluasi II
|
Observasi II
|
Siklus 2
|
Belum
Terselesaikan
Terselesaikan
|
Siklus
Selanjutnya
Selanjutnya
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar